TEORI KEPRIBADIAN GORDON ALLPORT:
KEUNIKAN INDIVIDU (SIFAT)
Menurut
Allport manusia normal adalah makhluk yang rasional yang diatur terutama oleh
tujuan kesadarannya yang berakar di masa kini dan masa yang akan datang, bukan
di masa lalu. Prinsip dasar tingkahlaku adalah terus menerus bergerak-mengalir.
Karena itu konsep utama teori keperibadiannya menyangkut motivasi yang membuat
orang bergerak.
Keperibadian
menurut Allport adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisik individu yang
menentukan penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya. Defiisi kepribadian
ini memiliki 3 unsur pokok:
Dynamic Organization: kepribadian terus menerus berkembang dan berubah, dan di dalam diri individu ada pusat organisasi yang mewadahi semua komponen kepribadian- menghubungakan satu dengan lainnya.
Dynamic Organization: kepribadian terus menerus berkembang dan berubah, dan di dalam diri individu ada pusat organisasi yang mewadahi semua komponen kepribadian- menghubungakan satu dengan lainnya.
Psychophysical
Systems: menyiratkan bahwa kepribadian bukan hanya konstruk
hipotetik (yang dibuat oleh pengamat) tetapi merupakan fenomena nyata yang
merangkum elemen mental dan neural, disatukan disatukan ke dalam unitas
kepribadian.
Determine: mempertegas kembali bahwa kepribadian adalah sesuatu dan mengerjakan sesuatu, bukan sekedar konsep yang menjelaskan tingkahlaku orang tetapi bagian dari individu yang berperan aktif dalam tingkahlaku orang lain.(dalam Alwisol, 2009)
Determine: mempertegas kembali bahwa kepribadian adalah sesuatu dan mengerjakan sesuatu, bukan sekedar konsep yang menjelaskan tingkahlaku orang tetapi bagian dari individu yang berperan aktif dalam tingkahlaku orang lain.(dalam Alwisol, 2009)
a.
Struktur
Kepribadian
Sifat
(Trait)
Trait adalah predisposisi untuk merespon secara sama
kelompok stimuli yang mirip, suatu struktur neuropsikik yang memiliki kemampuan
untuk menjadikan banyak stimuli berfungsi ekuivalen, dan memulai serta
membimbing bentuk-bentuk tingkah laku yang adaptif dan ekspresif. Allport
menjelaskan sifat-sifat yang terpenting dari trait, sebagai berikut:
Nyata:
trait itu bukan konsep abstrak tetapi obyek nyata, yakni struktur neuropsikis.
Membuat banyak stimuli berfungsi ekuivalen: trait telah menetapkan orang untuk memandang berbagai stimuli memiliki makna yang sama dan merespon stimuli itu dengan tingkah laku yang mirip.
Membuat banyak stimuli berfungsi ekuivalen: trait telah menetapkan orang untuk memandang berbagai stimuli memiliki makna yang sama dan merespon stimuli itu dengan tingkah laku yang mirip.
Mengubah/menentukan
tingkah laku: trait muncul bukan hanya kalau ada stimulus yang sesuai.
Empirik: trait dapat disimpulkan melalui sebagai pembuktian empirik.
Empirik: trait dapat disimpulkan melalui sebagai pembuktian empirik.
Kemandirian
yang relatif: trait bukan dari kemandiriannya yang kaku, tetapi dari
kecenderungannya di seputar operasi pengaruhnya. (dalam Alwisol, 2009)
Allport membedakan antara trait umum (common trait) dengan trait individual (individual trait): Trait umum adalah sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh banyak orang, dipakai untuk membandingkan orang dari latar budaya yang berbeda. Trait individual merupakan manifestasi trait umum pada diri seseorang, sehingga selalu unik bagi orang itu, kontruk neuropsikik yang membimbing, mengarahkan, dan memotivasi tingkah laku penyesuaian yang khas.
Trait
individu atau disposisi pribadi memiliki tingkat generalitas yang berbeda-beda,
ada yang mempengaruhi tingkah laku seseorang secara umum, ada pula yang hanya
mempengaruhi tingkah laku tertentu saja. Ada tiga tingkatan disposisi:
Disposisi Kardinal (cardinal
disposition): Sifat luar biasa khas yang hanya dimiliki sedikit orang, sifat
yang sangat berperan dan mendominasi keseluruhan hidupnya.
Disposisi Sentral (central disposition):
Kecendrungan sifat yang menjadi cirri seseorang, yang menjadi titik pusat
tingkah lakunya.
Disposisi Sekunder (secondary
disposition): Trait yang semakin tidak umum, dan kurang penting untuk
menggambarkan kepribadian. (dalam Alwisol, 2009)
Traits-Habit-Atitud
Allport secara cermat membedakan penggunaan
istilah trait-attitude-habit-type yang dalam kehidupan sehari-hari dianggap
sinonim.
Sifat (Trait) adalah predisposisi untuk
merespon secara sama kelompok stimuli yang mirip, penentu kecendrungan yang
bersifat umum, dapat dipakai dalam lebih banyak situasi, dan memunculkan lebih
banyak variasi respon.
Kebiasaan (Habit) seperti trait sebagai
sebagai penentu kecendrungan habit bersifat khusus, hanya dipakai untuk
merespon satu situasi atau stimulus dan pengulangan dari situasi atau stimulus
itu.
Sikap (Attitude) lebih umum disbanding
habit tetapi kurang umum disbanding trait. Attitude terentang dari yang sangat
spesifik sampai yang sangat umum, sedang trait selalu umum. Attitude berbeda
dengan habit dan trait dalam hal sifatnya yang evaluative.
Tipe (Type) adalah kategori nomotetik,
dan konsep yang jauh lebih mengelompokkan manusia menjadi beberapa jenis atau
model tingkah laku. (dalam Alwisol, 2009)
Trait dan Konsistensi Pribadi
Trait dimiliki
seseorang melalui kerjasama antara
aspek-aspek keturunan dengan aspek lingkungan-belajar. Ketika suatu trait sudah
menjadi bagian dari kepribadian seseorang, maka traits itu akan menjadi penentu
model respon terhadap stimulus yang mirip. Trait membuat tingkah laku orang
menjadi konsisten, karena memakai pola sesuai dengan trait yang dimilikinya.
(dalam Alwisol, 2009)
Proprium
(Proprius = milik)
Proprium adalah sesuatu
yang mengenainya kita segera sadar, sesuatu yang kita fikirkan sebagai bagian
yang hangat, sentral, dan privat dari kehidupan kita, sehingga menjadi inti
dari kehidupan. Ada delapan aspek proprium yang kemudian berkembang bertahap
mulai bayi sampai dewasa, sebagai berikut:
a.
Usia 0-3, berkembang 3 aspek proprium:
Aspek
diri fisik, muncul kesadaran tentang fisik yang Nampak dari usaha untuk
memanipulasinya secara sengaja.
Aspek
identitas diri yang berkesinambungan, anak menyadari bahwa dirinya tetap orang
yang sama walaupun terus berubah-berkembang.
Aspek
bangga diri, mengembangkan perasaan bangga dengan kemampuan diri sendiri.
b.
Usia 4-6 tahun, muncul 2 aspek proprium:
Aspek
perluasan diri, anak mulai menyadari keberadaan objek dan orang lain dan
mengidentifikasi obyek-obyek yang menjadi bagian milik mereka.
Aspek
gambaran diri, mencakup pandangan actual dan ideal mengenai diri sendiri,
bagaimana anak memandang diri sendiri dan harapannya mengenai bagaimana
seharusnya dirinya.
c.
Usia 6-12 tahun
Aspk
penguasaan rasional, muncul sesuadah anak menyadari dia memiliki kemampuan
berpikat rasional yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah.
d.
Usia remaja
Aspek
usaha memiliki, yang mencakup tujuan jangka panjang. Pandangannya mengarah ke
masa depan, dan untuk itu dia menyusun rencana-rencana. Menurut Allport, baru ketika
orang dapat membuat rencana jangka panjang, bangunan self menjadi lengkap.
e.
Usia dewasa
Diri sebagai si tahu, mencakup kesadarn diri sendiri. (dalam Alwisol, 2009)
Diri sebagai si tahu, mencakup kesadarn diri sendiri. (dalam Alwisol, 2009)
Otonomi
Fungsional (Functional Autonomy)
Pada pokoknya prinsip dari Otonomi
Fungsional menyatakan, bahwa aktivitas tertentu atau bentuk tingkah laku
tertentu dapat menjadi akhir atau tujuan sendiri walaupun dalam kenyataannya
mula-mula terjadi karena sesuatu alasan lain. Prinsip otonomi
fungsional itu berarti :
- Bahwa dorongan-dorongan itu terikat pada prinsip kekinian, jadi dorongan itu mendorong kini, terikat secara fungsional kepada asalnya atau tujuan yang lebih dulu, tetapi hanya terikat tujuan yang ada kini.
- Bahwa sifat dorongan-doronagan itu dari kanak-kanak ke dewasa itu mengalami perubahan radikal, sehingga dapat dikatakan dorongan-dorongan pada masa dewasa itu merupakan tunas dari pada dorongan-dorongan masa kanak-kanak.
- Bahwa kedewasaan orang diukur dari taraf otonomi fungsional dorongan-dorongan yang telah dicapainya; dalam pada itu memang ada dalam tiap kepribadian itu sifat-sifat yang archais (infantilisme, regresi response-response, refleks), namun manusia yang berkebudayaan dan telah tersosialisasikan menunjukkan kematangan sampai taraf-taraf tertentu.
- Bahwa proses deferensiasi dalam belajar mempengaruhi temperamen dan bakat ke arah perkembangan yang devergen, menyebabkan terbentuknya dorongan-dorongan yang khas individual.
- Dengan tidak mengingkari kemungkinan adanya instink-instink pada masa kanak-kanak atau adanya sementara refleks atau tingkah laku instinktif selama hidup, namun prinsip otonom fungsional tetap menganggap kepribadian yang telah dewasa itu secara hakiki merupakan gejala “post insnctive”. (http://dianapsycho.blogspot.com/2012/03/teori-kepribadian-gordon-w-allport.html)
- Perkembangan Kepribadian
Allport
menawarkan dua teori terpisah mengenai kepribadian: teori pertama adalah teori
motivasi model sederhana, biologik, peredaan ketegangan, cocok untuk
menjelaskan tingkah laku bayi. Teori kedua adalah model yang lebih kompleks,
dibutuhkan untuk menjelaskan tingkah laku orang dewasa.
- Perkembangan Masa Bayi
Allport
memandang bayi yang baru lahir sebagai makhluk hereditas, primitive drive, dan
reflex behavior. Bayi tidak mempunyai kepribadian. Bayi membawa potensi
tertentu, seperti fisik dan temperamen, tetapi pemenuhan potensi ini menunggu
pertumbuhan dan maturasi. Menurut Allport sumber motivasi tingkah laku bayi
adalah arus aktivitas yang mengatur bayi untuk bereaksi.
- Perkembangan Masa Dewasa
Penentu
utama tingkah laku dewasa yang masak adalah seperangkat sifat (trait) yang
terorganisir dan seimbang, yang mengawali dan membimbing tingkah laku sesuai
dengan prinsip otonomi fungsional. Bagaimana trait itu berkembang tidak penting
bagi Allport, karena pada usia dewasa mereka memperoleh kekuatan motivnya dari
sumber kekinian.
- Kualitas Kepribadian yang Matang
Allport
lebih tertarik dengan tingkahlaku normal alih-alih tingkah laku neurotic, dan
mengusulkan beberapa penanda kualitas kemasakan kepribadian berikut:
- Perluasan perasaan diri (Ekstention of the sense of self): Kemampuan untuk berpartisipasi dan menyenangi rentang aktivitas yang luas.
- Mengakrabkan diri dengan orang lain (Warm relating of self to others): Kemampuan bersahabat dan kasih sayang.
- Keamanan emosional penerimaan iri (Emotional security, self acceptance): Kemampuan menghindari aksi berlebihan terhadap masalah yang menyinggung dorongan spesifik.
- Persepsi, keterampilan, tugas yang realistis (Realistic perceptions, skills, assignment): Kemampuan memandang orang, obyek, dan situasi seperti apa adanya.
- Objektifitas diri: insight dan humor (Self Objectivication: insight and humor): Kemampuan untuk memandang secara objektif diri sendiri dan orang lain.
- Menyatukan filsafat hidup (Unifying philosophy of life): Seharusnya ada latar belakang alur keseriusan yang lengkap yang memberi tujuan dan makna kepada apapun yang dilakukan orang. (dalam Alwisol, 2009)
Jawaban
Pertanyaan:
Bagaimana
atau mengapa orang dapat bertingkahlaku (keperibadiaan)?
Jawaban :
Menurut Gordon Allport keperibadian
adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisik individu yang menentukan
penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya. Menurut Allport prinsip dasar
tingkah laku adalah terus menerus bergerak dan mengalir.
Menurut teori ini yang menyebabkan
seseorang dapat bertingkah laku adalah karena adanya Sifat (Trait). Trait
sebagai struktur neuropsikik membimbing orang untuk bertingkahlaku yang
konsisten lintas waktu dan tempat, merespon secara sama kelompok stimuli yang
mirip. Di dalam sifat-sifat yang dimiliki trait, ada yang termasuk sifat
“Mengubah/menentukan tingkahlaku” yang menjelaskan bahwa: trait bukan hanya
muncul kalau ada stimulus yang sesuai. Tenaga dorongan bervariasi, traits yang
kuat memiliki kekuatan motif untuk menggerakkan tingkahlaku, mendorong orang mencari
stimulus yang sesuai sehingga dapat menampung ekspresi trait itu. Trait yang
lemah hanya berperan membimbing tingkahlaku yang sudah siap untuk bergerak.
Trait dimiliki seseorang melalui
kerjasama antara aspek-aspek keturunan dengan aspek lingkungan-belajar. Ketika
suatu trait sudah menjadi bagian dari keperibadian seseorang, maka traits itu
akan menjadi penentu model respon terhadap stimulus yang mirip. Trait membuat
tingkah laku orang menjadi konsisten, karena memakai pola sesuai dengan trait
yang dimilikinya.
Referensi:
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Apriliyanti, D “Teori Kepribadian
Gordon W.Allport” (Online) http://dianapsycho.blogspot.com/2012/03/teori-kepribadian-gordon-w-allport.html
(Diakses, 9 Mei 2013).
1 komentar:
If you're looking to lose fat then you have to jump on this brand new custom keto meal plan diet.
To create this service, certified nutritionists, personal trainers, and professional cooks joined together to develop keto meal plans that are useful, painless, economically-efficient, and delightful.
Since their grand opening in 2019, 100's of people have already remodeled their body and health with the benefits a professional keto meal plan diet can provide.
Speaking of benefits: in this link, you'll discover 8 scientifically-proven ones given by the keto meal plan diet.
Posting Komentar