Sabtu, 11 Mei 2013

Teori Gordon Allport



TEORI KEPRIBADIAN GORDON ALLPORT:
KEUNIKAN INDIVIDU (SIFAT)

Menurut Allport manusia normal adalah makhluk yang rasional yang diatur terutama oleh tujuan kesadarannya yang berakar di masa kini dan masa yang akan datang, bukan di masa lalu. Prinsip dasar tingkahlaku adalah terus menerus bergerak-mengalir. Karena itu konsep utama teori keperibadiannya menyangkut motivasi yang membuat orang bergerak.
Keperibadian menurut Allport adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisik individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya. Defiisi kepribadian ini memiliki 3 unsur pokok: 
 Dynamic Organization: kepribadian terus menerus berkembang dan berubah, dan di dalam diri individu ada pusat organisasi yang mewadahi semua komponen kepribadian- menghubungakan satu dengan lainnya.
 Psychophysical Systems: menyiratkan bahwa kepribadian bukan hanya konstruk hipotetik (yang dibuat oleh pengamat) tetapi merupakan fenomena nyata yang merangkum elemen mental dan neural, disatukan disatukan ke dalam unitas kepribadian. 
  Determine: mempertegas kembali bahwa kepribadian adalah sesuatu dan mengerjakan sesuatu, bukan sekedar konsep yang menjelaskan tingkahlaku orang tetapi bagian dari individu yang berperan aktif dalam tingkahlaku orang lain.(dalam Alwisol, 2009)

a.      Struktur Kepribadian
     Sifat (Trait)
Trait adalah predisposisi untuk merespon secara sama kelompok stimuli yang mirip, suatu struktur neuropsikik yang memiliki kemampuan untuk menjadikan banyak stimuli berfungsi ekuivalen, dan memulai serta membimbing bentuk-bentuk tingkah laku yang adaptif dan ekspresif. Allport menjelaskan sifat-sifat yang terpenting dari trait, sebagai berikut:
Nyata: trait itu bukan konsep abstrak tetapi obyek nyata, yakni struktur neuropsikis. 
Membuat banyak stimuli berfungsi ekuivalen: trait telah menetapkan orang untuk memandang berbagai stimuli memiliki makna yang sama dan merespon stimuli itu dengan tingkah laku yang mirip.
Mengubah/menentukan tingkah laku: trait muncul bukan hanya kalau ada stimulus yang sesuai. 
 Empirik: trait dapat disimpulkan melalui sebagai pembuktian empirik.
Kemandirian yang relatif: trait bukan dari kemandiriannya yang kaku, tetapi dari kecenderungannya di seputar operasi pengaruhnya. (dalam Alwisol, 2009)

Allport membedakan antara trait umum (common trait) dengan trait individual (individual trait): Trait umum adalah sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh banyak orang, dipakai untuk membandingkan orang dari latar budaya yang berbeda. Trait individual merupakan manifestasi trait umum pada diri seseorang, sehingga selalu unik bagi orang itu, kontruk neuropsikik yang membimbing, mengarahkan, dan memotivasi tingkah laku penyesuaian yang khas.
Trait individu atau disposisi pribadi memiliki tingkat generalitas yang berbeda-beda, ada yang mempengaruhi tingkah laku seseorang secara umum, ada pula yang hanya mempengaruhi tingkah laku tertentu saja. Ada tiga tingkatan disposisi:
 Disposisi Kardinal (cardinal disposition): Sifat luar biasa khas yang hanya dimiliki sedikit orang, sifat yang sangat berperan dan mendominasi keseluruhan hidupnya.
Disposisi Sentral (central disposition): Kecendrungan sifat yang menjadi cirri seseorang, yang menjadi titik pusat tingkah lakunya.
 Disposisi Sekunder (secondary disposition): Trait yang semakin tidak umum, dan kurang penting untuk menggambarkan kepribadian. (dalam Alwisol, 2009)

Traits-Habit-Atitud
 Allport secara cermat membedakan penggunaan istilah trait-attitude-habit-type yang dalam kehidupan sehari-hari dianggap sinonim.
Sifat (Trait) adalah predisposisi untuk merespon secara sama kelompok stimuli yang mirip, penentu kecendrungan yang bersifat umum, dapat dipakai dalam lebih banyak situasi, dan memunculkan lebih banyak variasi respon.
Kebiasaan (Habit) seperti trait sebagai sebagai penentu kecendrungan habit bersifat khusus, hanya dipakai untuk merespon satu situasi atau stimulus dan pengulangan dari situasi atau stimulus itu.
Sikap (Attitude) lebih umum disbanding habit tetapi kurang umum disbanding trait. Attitude terentang dari yang sangat spesifik sampai yang sangat umum, sedang trait selalu umum. Attitude berbeda dengan habit dan trait dalam hal sifatnya yang evaluative.
Tipe (Type) adalah kategori nomotetik, dan konsep yang jauh lebih mengelompokkan manusia menjadi beberapa jenis atau model tingkah laku. (dalam Alwisol, 2009)

Trait dan Konsistensi Pribadi
Trait dimiliki seseorang melalui  kerjasama antara aspek-aspek keturunan dengan aspek lingkungan-belajar. Ketika suatu trait sudah menjadi bagian dari kepribadian seseorang, maka traits itu akan menjadi penentu model respon terhadap stimulus yang mirip. Trait membuat tingkah laku orang menjadi konsisten, karena memakai pola sesuai dengan trait yang dimilikinya. (dalam Alwisol, 2009)

Proprium (Proprius = milik)
Proprium adalah sesuatu yang mengenainya kita segera sadar, sesuatu yang kita fikirkan sebagai bagian yang hangat, sentral, dan privat dari kehidupan kita, sehingga menjadi inti dari kehidupan. Ada delapan aspek proprium yang kemudian berkembang bertahap mulai bayi sampai dewasa, sebagai berikut:
a.       Usia 0-3, berkembang 3 aspek proprium:
Aspek diri fisik, muncul kesadaran tentang fisik yang Nampak dari usaha untuk memanipulasinya secara sengaja.
 Aspek identitas diri yang berkesinambungan, anak menyadari bahwa dirinya tetap orang yang sama walaupun terus berubah-berkembang.
 Aspek bangga diri, mengembangkan perasaan bangga dengan kemampuan diri sendiri.
b.      Usia 4-6 tahun, muncul 2 aspek proprium:
Aspek perluasan diri, anak mulai menyadari keberadaan objek dan orang lain dan mengidentifikasi obyek-obyek yang menjadi bagian milik mereka.
Aspek gambaran diri, mencakup pandangan actual dan ideal mengenai diri sendiri, bagaimana anak memandang diri sendiri dan harapannya mengenai bagaimana seharusnya dirinya.
c.       Usia 6-12 tahun
 Aspk penguasaan rasional, muncul sesuadah anak menyadari dia memiliki kemampuan berpikat rasional yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah.
d.      Usia remaja
Aspek usaha memiliki, yang mencakup tujuan jangka panjang. Pandangannya mengarah ke masa depan, dan untuk itu dia menyusun rencana-rencana. Menurut Allport, baru ketika orang dapat membuat rencana jangka panjang, bangunan self menjadi lengkap.
e.       Usia dewasa 
  Diri sebagai si tahu, mencakup kesadarn diri sendiri. (dalam Alwisol, 2009)

Otonomi Fungsional (Functional Autonomy)
Pada pokoknya prinsip dari Otonomi Fungsional menyatakan, bahwa aktivitas tertentu atau bentuk tingkah laku tertentu dapat menjadi akhir atau tujuan sendiri walaupun dalam kenyataannya mula-mula terjadi karena sesuatu alasan lain. Prinsip otonomi fungsional itu berarti :
  • Bahwa dorongan-dorongan itu terikat pada prinsip kekinian, jadi dorongan itu mendorong kini, terikat secara fungsional kepada asalnya atau tujuan yang lebih dulu, tetapi hanya terikat tujuan yang ada kini.
  • Bahwa sifat dorongan-doronagan itu dari kanak-kanak ke dewasa itu mengalami perubahan radikal, sehingga dapat dikatakan dorongan-dorongan pada masa dewasa itu merupakan tunas dari pada dorongan-dorongan masa kanak-kanak.
  •  Bahwa kedewasaan orang diukur dari taraf otonomi fungsional dorongan-dorongan yang telah dicapainya; dalam pada itu memang ada dalam tiap kepribadian itu sifat-sifat yang archais (infantilisme, regresi response-response, refleks), namun manusia yang berkebudayaan dan telah tersosialisasikan menunjukkan kematangan sampai taraf-taraf tertentu.
  • Bahwa proses deferensiasi dalam belajar mempengaruhi temperamen dan bakat ke arah perkembangan yang devergen, menyebabkan terbentuknya dorongan-dorongan yang khas individual.

  • Perkembangan Kepribadian
Allport menawarkan dua teori terpisah mengenai kepribadian: teori pertama adalah teori motivasi model sederhana, biologik, peredaan ketegangan, cocok untuk menjelaskan tingkah laku bayi. Teori kedua adalah model yang lebih kompleks, dibutuhkan untuk menjelaskan tingkah laku orang dewasa.
  •  Perkembangan Masa Bayi
Allport memandang bayi yang baru lahir sebagai makhluk hereditas, primitive drive, dan reflex behavior. Bayi tidak mempunyai kepribadian. Bayi membawa potensi tertentu, seperti fisik dan temperamen, tetapi pemenuhan potensi ini menunggu pertumbuhan dan maturasi. Menurut Allport sumber motivasi tingkah laku bayi adalah arus aktivitas yang mengatur bayi untuk bereaksi.
  • Perkembangan Masa Dewasa
Penentu utama tingkah laku dewasa yang masak adalah seperangkat sifat (trait) yang terorganisir dan seimbang, yang mengawali dan membimbing tingkah laku sesuai dengan prinsip otonomi fungsional. Bagaimana trait itu berkembang tidak penting bagi Allport, karena pada usia dewasa mereka memperoleh kekuatan motivnya dari sumber kekinian.
  •  Kualitas Kepribadian yang Matang
Allport lebih tertarik dengan tingkahlaku normal alih-alih tingkah laku neurotic, dan mengusulkan beberapa penanda kualitas kemasakan kepribadian berikut:
  1.  Perluasan perasaan diri (Ekstention of the sense of self): Kemampuan untuk berpartisipasi dan menyenangi rentang aktivitas yang luas. 
  2.  Mengakrabkan diri dengan orang lain (Warm relating of self to others): Kemampuan bersahabat dan kasih sayang.
  3.  Keamanan emosional penerimaan iri (Emotional security, self acceptance): Kemampuan menghindari aksi berlebihan terhadap masalah yang menyinggung dorongan spesifik. 
  4.  Persepsi, keterampilan, tugas yang realistis (Realistic perceptions, skills, assignment): Kemampuan memandang orang, obyek, dan situasi seperti apa adanya. 
  5. Objektifitas diri: insight dan humor (Self Objectivication: insight and humor): Kemampuan untuk memandang secara objektif diri sendiri dan orang lain. 
  6. Menyatukan filsafat hidup (Unifying philosophy of life): Seharusnya ada latar belakang alur keseriusan yang lengkap yang memberi tujuan dan makna kepada apapun yang dilakukan orang. (dalam Alwisol, 2009)


Jawaban Pertanyaan:
Bagaimana atau mengapa orang dapat bertingkahlaku (keperibadiaan)?
Jawaban :
            Menurut Gordon Allport keperibadian adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisik individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya. Menurut Allport prinsip dasar tingkah laku adalah terus menerus bergerak dan mengalir.
            Menurut teori ini yang menyebabkan seseorang dapat bertingkah laku adalah karena adanya Sifat (Trait). Trait sebagai struktur neuropsikik membimbing orang untuk bertingkahlaku yang konsisten lintas waktu dan tempat, merespon secara sama kelompok stimuli yang mirip. Di dalam sifat-sifat yang dimiliki trait, ada yang termasuk sifat “Mengubah/menentukan tingkahlaku” yang menjelaskan bahwa: trait bukan hanya muncul kalau ada stimulus yang sesuai. Tenaga dorongan bervariasi, traits yang kuat memiliki kekuatan motif untuk menggerakkan tingkahlaku, mendorong orang mencari stimulus yang sesuai sehingga dapat menampung ekspresi trait itu. Trait yang lemah hanya berperan membimbing tingkahlaku yang sudah siap untuk bergerak.
            Trait dimiliki seseorang melalui kerjasama antara aspek-aspek keturunan dengan aspek lingkungan-belajar. Ketika suatu trait sudah menjadi bagian dari keperibadian seseorang, maka traits itu akan menjadi penentu model respon terhadap stimulus yang mirip. Trait membuat tingkah laku orang menjadi konsisten, karena memakai pola sesuai dengan trait yang dimilikinya. 


Referensi:
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Apriliyanti, D “Teori Kepribadian Gordon W.Allport” (Online)    http://dianapsycho.blogspot.com/2012/03/teori-kepribadian-gordon-w-allport.html (Diakses, 9 Mei 2013).







1 komentar:

Unknown mengatakan...

If you're looking to lose fat then you have to jump on this brand new custom keto meal plan diet.

To create this service, certified nutritionists, personal trainers, and professional cooks joined together to develop keto meal plans that are useful, painless, economically-efficient, and delightful.

Since their grand opening in 2019, 100's of people have already remodeled their body and health with the benefits a professional keto meal plan diet can provide.

Speaking of benefits: in this link, you'll discover 8 scientifically-proven ones given by the keto meal plan diet.

Total Tayangan Halaman